USA merupakan negara yang kemakmuran rakyatnya dibiayai oleh negara diseluruh dunia. Ini yang saya sebut sebagai warisan terbaik leluhur ekonom Amerika bagi anak-cucu mereka!
Begitu besarnya hutang yang dimiliki oleh USA kepada dunia dan begitu banyaknya cadangan yg dimiliki oleh negara lain membuat USA secara sistem terlindungi dan terproteksi.
Begitu besarnya hutang yang dimiliki oleh USA kepada dunia dan begitu banyaknya cadangan yg dimiliki oleh negara lain membuat USA secara sistem terlindungi dan terproteksi.
Proteksi ini dalam artian “if I am going down, you are going down too” Negara dengan cadangan USD terbesarlah yang terperangkap paling dalam dalam sistem ini, dalam hal ini tentu saja 5 negara Asia.( china,jepang,korea,hongkong,taiwan )
Lima Negara di Asia secara tidak langsung harus “membantu” menjaga nilai USD dimata dunia agar asset mereka yg berupa cadangan tidak menyusut nilainya. Artinya mereka harus melepaskan diri secara pelan-pelan dari USD agar depresiasi USD tidak membuat shock dunia dan memicu kepanikan dan efek domino. Coba saja kalau mereka jual USD secara serempak di pasar dunia, berapa persen lagi nilai USD akan merosot
Kalau terjadi krisis moneter internasional, maka Asialah yang akan duluan hancur diatas kepingan sistem yang dibangun Amerika.
Disini kan “lucunya”, bahwa untuk mempertahankan mata uang lokal setiap negara harus memiliki USD !!!, disini kepiawaian USA dan jebakan dan lingkaran setan dibangun. Perencanaan keuangan USA memang bisa disebut jempolan,
Nilai mata uang yang berbasis free float secara tidak sadar sangat menggantungkan nilai mata uangnya pada “kebaikan hati” dari negara paman Sam untuk mengatur nilainya. Dalam studi ilmiah ini dinamakan “the power of supply and demand”. Artinya negara paman Sam, dalam sistem free float, dapat membuat sebuah negara menjadi kaya atau miskin sesuai dengan kemauan untuk men-supply atau men-demand mata uang USD, tentu saja ini sesuai dengan target dan objektif yang hendak dicapai.
Sebuah rezim pemerintahan yg menganut sistem keuangan free float dan ingin tetap “survive” harus sungkem kepada USA agar negara tersebut berbaik hati untuk tidak merecoki nilai tukar uang lokal terhadap USD. Dalam sistem free float jelas negara “lemah” tidak akan pernah dapat mengendalikan nilai mata uang lokal terhadap USD karena terbatasnya sumber daya, termasuk Indonesia. Adalah mimpi yang terlalu manis jika Indonesia berharap untuk hidup sebagai negara mandiri tanpa mempertimbangkan dan memperbaiki sistem pertahanan keuangan yang ada, sebab hal ini merupakan hal yang sangat fundamental dalam sistem ketahanan finansial nasional.
Lima Negara di Asia secara tidak langsung harus “membantu” menjaga nilai USD dimata dunia agar asset mereka yg berupa cadangan tidak menyusut nilainya. Artinya mereka harus melepaskan diri secara pelan-pelan dari USD agar depresiasi USD tidak membuat shock dunia dan memicu kepanikan dan efek domino. Coba saja kalau mereka jual USD secara serempak di pasar dunia, berapa persen lagi nilai USD akan merosot
Kalau terjadi krisis moneter internasional, maka Asialah yang akan duluan hancur diatas kepingan sistem yang dibangun Amerika.
Disini kan “lucunya”, bahwa untuk mempertahankan mata uang lokal setiap negara harus memiliki USD !!!, disini kepiawaian USA dan jebakan dan lingkaran setan dibangun. Perencanaan keuangan USA memang bisa disebut jempolan,
Nilai mata uang yang berbasis free float secara tidak sadar sangat menggantungkan nilai mata uangnya pada “kebaikan hati” dari negara paman Sam untuk mengatur nilainya. Dalam studi ilmiah ini dinamakan “the power of supply and demand”. Artinya negara paman Sam, dalam sistem free float, dapat membuat sebuah negara menjadi kaya atau miskin sesuai dengan kemauan untuk men-supply atau men-demand mata uang USD, tentu saja ini sesuai dengan target dan objektif yang hendak dicapai.
Sebuah rezim pemerintahan yg menganut sistem keuangan free float dan ingin tetap “survive” harus sungkem kepada USA agar negara tersebut berbaik hati untuk tidak merecoki nilai tukar uang lokal terhadap USD. Dalam sistem free float jelas negara “lemah” tidak akan pernah dapat mengendalikan nilai mata uang lokal terhadap USD karena terbatasnya sumber daya, termasuk Indonesia. Adalah mimpi yang terlalu manis jika Indonesia berharap untuk hidup sebagai negara mandiri tanpa mempertimbangkan dan memperbaiki sistem pertahanan keuangan yang ada, sebab hal ini merupakan hal yang sangat fundamental dalam sistem ketahanan finansial nasional.