Belum lama berselang, dalam sebuah media, seorang penggagas program Indonesia Mengajar, yang mengirim para sarjana berprestasi untuk mengajar ke desa-desa terpencil seluruh Indonesia, mas Anies Baswedan, mengeluhkan pendidikan kita yang berorientasi Urban.
Tidak disebutkan secara jelas latar belakang keluhan itu. Saya menduga-duga bahwa keluhan ini kemungkinan besar adalah merepresentasikan keluhan guru-guru sarjana yang dikirim ke desa-desa itu. Saya tidak ingin mengkritisi Program mulia ini, namun nampaknya tujuan mengirim sarjana mengajar ke desa-desa mungkin di satu sisi berhasil membangun kesadaran para sarjana ini tentang kondisi lokal di pedesaan, namun di sisi lain mungkin diragukan keefektifannya untuk mengembalikan pendidikan sesuai tujuannya, yaitu mendekatkan para siswa dengan realitas masyarakatnya. Nah, inilah barangkali mengapa kemudian keluhan itu muncul.
Tidak disebutkan secara jelas latar belakang keluhan itu. Saya menduga-duga bahwa keluhan ini kemungkinan besar adalah merepresentasikan keluhan guru-guru sarjana yang dikirim ke desa-desa itu. Saya tidak ingin mengkritisi Program mulia ini, namun nampaknya tujuan mengirim sarjana mengajar ke desa-desa mungkin di satu sisi berhasil membangun kesadaran para sarjana ini tentang kondisi lokal di pedesaan, namun di sisi lain mungkin diragukan keefektifannya untuk mengembalikan pendidikan sesuai tujuannya, yaitu mendekatkan para siswa dengan realitas masyarakatnya. Nah, inilah barangkali mengapa kemudian keluhan itu muncul.