Satu Desa Satu Produk Satu Sekolah ( OVOPOS )
A. Definisi
Sebuah Kombinasi antara Gerakan Revitalisasi untuk menemukan merk daerah dengan Upaya edukasi kreatif menciptakan para local leader yang nantinya akan terlibat langsung dengan OVOP ( One Village One Product )
A. Definisi
Sebuah Kombinasi antara Gerakan Revitalisasi untuk menemukan merk daerah dengan Upaya edukasi kreatif menciptakan para local leader yang nantinya akan terlibat langsung dengan OVOP ( One Village One Product )
B. Prinsip Gerakan
1. Think Global, Act Local
Semakin lokal sebuah produk maka semakin unik dan semakin diterima di pasar global, semakin asli dan khas sebuah komoditas maka semakin besar peluang untuk going internasional dan semakin dicari orang karena hanya ada didaerah tersebut. Untuk itu dibutuhkan sentuhan trend, kemasan yang baik layanan yang excellent dan sebagainya.
Maksudnya, komoditas yang bersifat lokal ternyata bisa menjadi komoditas yang internasional. Mengapa demikian ? Biasanya orang menilai bahwa komoditas lokal tidak mempunyai sifat universal, dan komoditas internasional mempunyai sifat kosmopolitan. Nyatanya bukan demikian. Sebaliknya, makin tinggi keaslian dan kekhasan lokal sesuatu, semakin tinggi ia dinilai dan diperhatikan secara internasional.
Kebudayaan bersifat sangat lokal. Contohya seperti musik Jazz di New Orleans dan musik Tango di Argentina, kebudayaan yang memperkaya sifat lokal ini justru dinilai tinggi oleh dunia internasional. Ini tidak berarti bahwa komoditas lokal langsung menjadi komoditas global. Komoditas lokal harus dikristalisasikan dan mutunya harus ditingkatkan setinggi mungkin. Dengan usaha ini, komoditas lokal baru bisa mendapat penilaian dunia.
Potensi Indonesia sangat beragam, ada ribuan keragaman seni dan budaya, keragaman hayati, yang berarti ada jutaan cita rasa unik yang dicari orang. Contohnya : banyak Tahu ( jenis panganan ) tapi tak banyak yang menggantikan Tahu Sumedang karena ia diproduksi langsung di Sumedang.
OVOP adalah program jenius yang mengembangkan produk keunggulan dan keunikan local yang bernilai dan dinilai tinggi secara global.
2. Usaha Mandiri dengan Inisiatif dan Kreativitas
Umumnya, suatu gerakan yang dicanangkan dari tingkat atas ( top down ) sulit dijalankan dan berkelanjutan.pemodal dan resource dari pemerintah hanya berhenti pada kalkulasi resiko dan untung . tapi bila permodalan dan resource mandiri akan mendorong warga untuk bersungguh-sungguh.
Produk dari inisiatif pribadi warga membuat mereka merasa nyaman dan bergairah. Pemerintah hanya cukup memberikan dukungan infrastruktur jalan dan kemudahan rantai supply.. Apa yang akan dilaksanakan oleh daerah masing-masing diserahkan saja kepada daerah-daerah tersebut.
“Satu desa satu produk” hanya istilah saja. Boleh juga satu desa tiga produk atau dua desa satu produk. Karena nantinya OVOP akan mengembangkan kemandirian dan kebanggaan masyarakat daerah dan kedepannya membuat peradaban budaya yang luar biasa.
3. Perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kunci keberhasilan prinsip local advantage dan kemandirian daerah adalah adanya “ local leader “. Karena mereka yang akan bertanggung jawab penuh atas keberhasilan program. Mereka bertahan tidak seperti investor luar ataupun entrepreneur luar yang berharap keuntungan diawal dalam waktu cepat dan segera lari bila program tidak berhasil.
Salah satu proses penting OVOP adalah dengan kampanye , pelibatan lembaga-lembaga riset dan pendidikan. Dengan membentuk kelompok-kelompok belajar ( sekolah kecil ) di berbagai tempat daerah untuk menghasilkan local leader yang menjadi pelopor dan penggerak OVOP.
Daerah yang berhasil selalu mempunyai local leader yang bagus. Jika daerah ingin membuat sesuatu yang bagus dalam skala besar atau nasional, silahkan memanfaatkan penanaman modal besar dari luar daerah. Beberapa daerah-daerah mempraktekkan cara demikian.
Namun, ada juga daerah yang tidak mengikuti cara ini. Daerah tersebut berusaha memperhatikan dan meningkatkan keaslian dan kekhasan lokal. Masyarakat bergerak dengan inisiatif dan kreativitas mereka sendiri, dengan pertanggungjawaban sendiri. Dengan cara ini, OVOP dapat berjalan dan berkelanjutan.
Pemodal besar berkepentingan untuk mencapai hasil dengan cepat, namun mereka juga akan cepat lari jika tidak berhasil. Kita harus berpikir siapa yang bertanggungjawab terhadap pembangunan daerah setempat. Jawabannya masyarakat setempat yang tidak bisa pindah ke mana-mana. Maka, SDM mereka yang harus ditingkatkan sebagai pengerak OVOP di daerah.
Jadi dengan pengembangan produk keunggulan local yang unik dan pembangunan kemandirian desa serta pengkaderan local leader tidak berlebihan rasanya jika saya kemudian menyebutnya dengan OVOPOS Movement ( One Village One Product one Schooll )
1. Think Global, Act Local
Semakin lokal sebuah produk maka semakin unik dan semakin diterima di pasar global, semakin asli dan khas sebuah komoditas maka semakin besar peluang untuk going internasional dan semakin dicari orang karena hanya ada didaerah tersebut. Untuk itu dibutuhkan sentuhan trend, kemasan yang baik layanan yang excellent dan sebagainya.
Maksudnya, komoditas yang bersifat lokal ternyata bisa menjadi komoditas yang internasional. Mengapa demikian ? Biasanya orang menilai bahwa komoditas lokal tidak mempunyai sifat universal, dan komoditas internasional mempunyai sifat kosmopolitan. Nyatanya bukan demikian. Sebaliknya, makin tinggi keaslian dan kekhasan lokal sesuatu, semakin tinggi ia dinilai dan diperhatikan secara internasional.
Kebudayaan bersifat sangat lokal. Contohya seperti musik Jazz di New Orleans dan musik Tango di Argentina, kebudayaan yang memperkaya sifat lokal ini justru dinilai tinggi oleh dunia internasional. Ini tidak berarti bahwa komoditas lokal langsung menjadi komoditas global. Komoditas lokal harus dikristalisasikan dan mutunya harus ditingkatkan setinggi mungkin. Dengan usaha ini, komoditas lokal baru bisa mendapat penilaian dunia.
Potensi Indonesia sangat beragam, ada ribuan keragaman seni dan budaya, keragaman hayati, yang berarti ada jutaan cita rasa unik yang dicari orang. Contohnya : banyak Tahu ( jenis panganan ) tapi tak banyak yang menggantikan Tahu Sumedang karena ia diproduksi langsung di Sumedang.
OVOP adalah program jenius yang mengembangkan produk keunggulan dan keunikan local yang bernilai dan dinilai tinggi secara global.
2. Usaha Mandiri dengan Inisiatif dan Kreativitas
Umumnya, suatu gerakan yang dicanangkan dari tingkat atas ( top down ) sulit dijalankan dan berkelanjutan.pemodal dan resource dari pemerintah hanya berhenti pada kalkulasi resiko dan untung . tapi bila permodalan dan resource mandiri akan mendorong warga untuk bersungguh-sungguh.
Produk dari inisiatif pribadi warga membuat mereka merasa nyaman dan bergairah. Pemerintah hanya cukup memberikan dukungan infrastruktur jalan dan kemudahan rantai supply.. Apa yang akan dilaksanakan oleh daerah masing-masing diserahkan saja kepada daerah-daerah tersebut.
“Satu desa satu produk” hanya istilah saja. Boleh juga satu desa tiga produk atau dua desa satu produk. Karena nantinya OVOP akan mengembangkan kemandirian dan kebanggaan masyarakat daerah dan kedepannya membuat peradaban budaya yang luar biasa.
3. Perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kunci keberhasilan prinsip local advantage dan kemandirian daerah adalah adanya “ local leader “. Karena mereka yang akan bertanggung jawab penuh atas keberhasilan program. Mereka bertahan tidak seperti investor luar ataupun entrepreneur luar yang berharap keuntungan diawal dalam waktu cepat dan segera lari bila program tidak berhasil.
Salah satu proses penting OVOP adalah dengan kampanye , pelibatan lembaga-lembaga riset dan pendidikan. Dengan membentuk kelompok-kelompok belajar ( sekolah kecil ) di berbagai tempat daerah untuk menghasilkan local leader yang menjadi pelopor dan penggerak OVOP.
Daerah yang berhasil selalu mempunyai local leader yang bagus. Jika daerah ingin membuat sesuatu yang bagus dalam skala besar atau nasional, silahkan memanfaatkan penanaman modal besar dari luar daerah. Beberapa daerah-daerah mempraktekkan cara demikian.
Namun, ada juga daerah yang tidak mengikuti cara ini. Daerah tersebut berusaha memperhatikan dan meningkatkan keaslian dan kekhasan lokal. Masyarakat bergerak dengan inisiatif dan kreativitas mereka sendiri, dengan pertanggungjawaban sendiri. Dengan cara ini, OVOP dapat berjalan dan berkelanjutan.
Pemodal besar berkepentingan untuk mencapai hasil dengan cepat, namun mereka juga akan cepat lari jika tidak berhasil. Kita harus berpikir siapa yang bertanggungjawab terhadap pembangunan daerah setempat. Jawabannya masyarakat setempat yang tidak bisa pindah ke mana-mana. Maka, SDM mereka yang harus ditingkatkan sebagai pengerak OVOP di daerah.
Jadi dengan pengembangan produk keunggulan local yang unik dan pembangunan kemandirian desa serta pengkaderan local leader tidak berlebihan rasanya jika saya kemudian menyebutnya dengan OVOPOS Movement ( One Village One Product one Schooll )